Jumat, 09 Desember 2011

tradisional vs Modern

Salah satu kesenian yang banyak diminati oleh kalangan remaja dan dewasa awal masyarakat Indonesia saat ini adalah menari. Tidak sedikit pula dari mereka yang berprofesi utama dan menggantungkan nasibnya lewat penghidupan dengan menjadi seorang penari/dancer. Baik tari tradisional hingga modern memiliki wadahnya sendiri untuk tempat mereka berkembang, belajar, berlatih hingga mencari sesuap nasi dan segenggam berlian. (^^’)
Perbedaan budaya antara tari tradisional dengan modern yang sangat jauh, baik dilihat dari koreo/gerakan tari, kostum hingga attitude para penarinya memang dapat menjadi jurang pemisah antara kedua jenis tari ini.
Namun, menurut hasil exclusive interview saya, dengan seorang koreografer ternama dari Jakarta, yakni Yessi Hutabarat, yang juga salah seorang founder dari akademi tari yang berlokasi di daerah Kemang, Jakarta Selatan, mengenai tari tradisional dan modern adalah sebagai berikut :
“Mengenai hal yang berhubungan dengan kontaminasi modernisasi dan pengaruh budaya barat (modern dance) terhadap budaya (tari) tradisional dinilai positif,” tutur Yessi. “Hal ini disertai dengan adanya sudut pandang dari sisi tradisional dan modern, yang dikarenakan juga sebagai tuntutan profesionalitas terutama bagi para penari di akademi tari kami.”
Menurutnya, bila seorang penari Indonesia yang professional hanya mengetahui sisi tradisionalnya saja itu belum cukup dikatakan sah. Ini dikarenakankebutuhan untuk mengikuti zaman dan melihat sekitar untuk mengembangkan tarian secara modern juga, karena tari modern bukanlah hal negatif yang harus dipelajari, namun sebaliknya.
“Adanya pengaruh serta kontaminasi media dan perkembangan teknologi, seperti televisi yang banyak menampilkan sesuatu model modernisasi, akademi tari kami tetap menjaga dari apapun yang sedang berkembang di dunia internasional dan tetap menerapkan budaya Indonesia pada umumnya agar tidak luntur atau dilupakan.”
“Seperti dalam akademi tari kami, diharuskan untuk mengikuti kelas tari tradisional untuk dipelajari walaupun tidak secara detail. Contohnya adalah pada tari tradisional terdapat basic dan caranya yang khas. Penari Indonesia yang professional haruslah tahu mengenai tari tradisional dan modern tentang bagaimana cara membuat tari tradisional itu menarik di mata masyarakat zaman sekarang. Hal ini di pengaruhi dari pembelajaran tentang tradisional yang bila tidak dipelajari,tidak akan tahu bagaimana bagusnya tari tradisional itu. Adanya kolaborasi antara budaya tradisional dan modern bergantung pada tingkat kreativitas masing-masing selama tahu dan tidak mengubah jalurnya, seperti penggunaan mendak sebagai basic tradisional yang dicampur dengan tari modern,

0 komentar:

About This Blog

Blog Archive

About This Blog

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP